SELAMAT DATANG DI WEBSITE INI, SAYA DISINI HANYALAH MEMBERI INFORMASI TERBARU, SEMOGA DAPAT MENAMBAH WAWASAN ANDA SEMUA DAN DAPAT BERMANFAAT BAGI KITA, TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA. WASALLAM *RINALDO AGUSTAN*

Pengalaman Qonitina Tentang Negeri Eurasia

Turki merupakan salah satu negara yang banyak memiliki kaitan mengenai sejarah Islam. Perannya di masa lalu dalam melahirkan ide-ide dan kisah-kisah hingga kini masih cukup dikenang. Ingin tahu lebih banyak mengenai Turki? Berikut tim berkuliah.com menghadirkan wawancara dengan Qonitina Bilqisti, salah satu mahasiswi Indonesia yang kuliah di Turki.


Q: Namanya siapa? Kuliah dimana? Sejak tahun berapa di Turki? Dan Kuliah jurusan apa?

A: Nama saya Qonitina Bilqisti, oleh teman-teman sering dipanggil dengan nama Qoni. Saya di Turki sejak tahun 2008, karena bahasa pengantar disini menggunakan bahasa Turki yang hanya biasa digunakan oleh orang Turki saja, maka dari itu saya harus mengambil sekolah persiapan bahasa selama satu tahun. Jadi sebelum mulai kuliah saya mengambil sekolah persiapan bahasa baru setelah itu bisa mengambil jurusan sesuai yang diinginkan.

Q: Mbak Qoni sekarang semester berapa?

A: Alhamdulillah sekarang saya ada di semester akhir, insyallah tinggal menunggu pengumuman lulus saja.

Q: Mbak Qoni asalnya dari mana?

A: Saya asalnya dari Magelang, Jawa Tengah.

Q: Di Turki Mbak Qoni tinggal dimana?

A: Di Turki itu ada berbagai macam beasiswa, salah satunya adalah beasiswa dari pemerintah. Kalau beasiswa dari pemerintah, mahasiswa bisa tinggal di asrama yang disediakan oleh pemerintah Turki. Namun teman-teman pasti pernah mendengar beasiswa kerjasama antara Turki dan Indonesia, ini juga membuka beasiswa. Jika beasiswa berasal dari yayasan tersebut, nanti biasanya mahasiswa akan tinggal di rumah mahasiswa yang disediakan yayasan, mirip rumah sewa atau mungkin sama seperti kost. Kalau saya tidurnya di rumah-rumah, akan tetapi beasiswanya dari pemerintah.

Q: Berarti Mbak Qoni tinggal dengan mahasiswa Indonesia?
A: Iya saya tinggal dengan mahasiswa Indonesia, akan tetapi guna mendukung improvisasi bahasa Turki, dalam satu rumah mahasiswa Indonesia hanya dibatasi sebanyak dua orang saya, yang lain mahasiswa Turki atau dari negara lain supaya memperlancar kemampuan berbahasa Turki. Karena kalau dalam satu rumah mahasiswa Indonesia semua, itu tidak akan mendukung kemampuan penguasaan bahasa Turki.

Q: Bisakah Mbak Qoni menceritakan bagaimana masyarakat Turki? Karena dalam bayangan saya Turki itu sama seperti orang Arab, jadi yang wanita memakai cadar atau yang lain.

A: Kebanyakan orang memang berpikir seperti itu, kalau Turki termasuk bangsa Arab atau masuk wilayah Timur Tengah dan banyak wanitanya bercadar. Dilihat dari letak geografisnya, Turki sangat dekat dengan wilayah Eropa, bahkan sebagian kota seperti Istanbul sudah masuk ke dalam wilayah Eropa. Kehidupan disini sudah benar-benar Barat, kayak misalnya kehidupan malamnya, terdapat bar di kota-kota, diskotik, dan sebagainya. Bukan seperti yang orang pikirkan bahwa Turki itu Arab, wanitanya bercadar, wanitanya tidak boleh keluar rumah, karena disini orang yang terbuka atau orang yang tidak mengenakan jilbab juga banyak sekali. Bahkan di kampus-kampus tidak ada kewajiban untuk berjilbab, kayak misalnya di Iraq. Jadi memang bebas layaknya negara-negara Eropa, ya hampir mirip Indonesia lah.

Q: Apa mata pencaharian rata-rata masayarakat Turki?

A: Untuk mata pencaharian macam-macam mungkin dimana-mana sama, layaknya seperti di Indonesia, mulai dari petani, peternak, karyawan pabrik, dan lain-lain. Hal yang membedakan dengan Indonesia dalam bagian ini adalah kalau petani di negara maju, bisa disebut sebagai petani jika memiliki ladang yang luas sampai berhektar-hektar, untuk peternakan sudah berskala besar pula. 

Industri pangan disini juga sangat maju dan baik, misalnya untuk memproduksi pangan biasanya bahan-bahannya berasal dari luar negeri, akan tetapi oleh orang-orang Turki diolah sendiri dan prosesnya berlangsung di dalam negeri. Karakteristik orang Turki dalam berbelanja, mereka lebih cenderung suka dan mencintai bahan atau produk dalam negeri. Dimanapun mereka berada mereka tetap menggunakan produk mereka sendiri, jika tersedia. Ini mungkin bisa di contoh oleh masyarakat Indonesia.

Q: Berarti Mbak Qoni mahir berbahasa Turki?

A: Ya semua karena terpaksa, eh mungkin bukan karena terpaksa tapi karena harus. Sebenarnya dosen-dosen disini juga banyak yang mahir berbahasa Inggris, tapi karena sudah ada prosedur dalam dunia kuliah harus menggunakan 100% bahasa Turki, jadi mau tidak mau kita harus berbicara menggunakan bahasa Turki. Toh kita juga sudah belajar bahasa Turki selama satu tahun jadi ya harus bisa dan menggunakan bahasa Turki.

Q: Sejak tahun 2008, sudah pulang ke Indonesia berapa kali? Apakah setahun sekali?

A: Tahun pertama saya ga pulang, tahun kedua saya pulang, dan insyallah setiap liburan saya pulang.

Q: Kesan dan pesan bisa kuliah di luar negeri khususnya Turki?

A: Ya mesti ada pengalaman yang luar biasa, apalagi kita pergi ke luar negeri bukan untuk jalan-jalan melainkan untuk belajar dan mencari ilmu. Pasti ada pengaruh yang sangat besar. Dalam keseharian kita secara tidak langsung pribadi kita sudah dibentuk di Turki. Jadi mau tidak mau kita akan terbawa juga, seperti misalnya, orang Turki itu memiliki rasa optimis yang tinggi. 

Kalau mereka punya keinginan, maka saat itu juga mereka akan berusaha melakukan dan mewujudkannya. Mereka tidak akan banyak pertimbangan atau banyak berpikir nanti di depan seperti apa. Mereka berpikir, kalau nanti ada masalah di depan ya dipikirkan nanti, yang paling penting adalah saat ini. Kalau sekarang ada kemauan untuk melakukan maka sekarang segera melakukan.

Saya lumayan suka dengan pemikiran orang Turki seperti yang saya sebutkan tadi. Kalau tentang pandangan saya untuk Indonesia adalah jika ingin membangun Indonesia maka ayo kita bergerak sekarang, ke depan seperti apa itu kita pikirkan nanti. Yang paling penting adalah saat ini kita punya kemauan untuk membangun Indonesia ya mari bersama-sama kita bergerak saat ini juga. 

Kalau orang Indonesia kan kebanyakan mikir tentang nanti, seperti “wah..jangan-jangan nanti seperti ini, itu, kalau tidak berhasil bagaimana?” dan sebagainya, malah akhirnya nanti tidak jadi dilakukan. Jadi itu saja sih hal yang paling mudah saya pelajari dan bandingkan dengan apa yang ada di Indonesia.

Q: Hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan agar bisa kuliah di Turki?

A: Mungkin kalau itu sifatnya umum ya, hampir sama dengan kita kalau mau kuliah di negara-negara lain. Kita harus memiliki pikiran bahwa kalau kita ingin sekolah di luar negeri, kita siap menanggung semua risiko yang ada, termasuk perbedaan budaya, bahasa, logat, karakter orang, dan lain-lain. Jadi kalau ingin pergi keluar negeri harus bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, terlebih bahasa dan kebiasaan orang, akan tetapi kita juga harus bisa menunjukkan ke-Indonesia-an kita.

Q: Selama di Turki sudah pernah kemana saja?

A: Belom pernah kemana-mana sih, cuma bolak-balik Indonesia Turki aja, Malaysia karena dekat dengan Indonesia.

Pesan saya untuk teman-teman Indonesia :
Buat teman-teman yang ingin pergi ke Turki atau kemana saja, kalau masih ada kesempatan segera ambil dan manfaatkan. Apa yang bisa kamu ambil dan pelajari maka lakukan semua itu, dan segera pulang ke Indonesia untuk membangun negara kita. Jangan sia-siakan kesempatan ketika kita bisa menuntut ilmu di negara lain, karena pengalaman itu benar-benar luar biasa. Seperti banyak yang bilang bahwa “Pengalaman adalah buku yang paling baik”.

Penulis : Rinaldo Agustan ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Pengalaman Qonitina Tentang Negeri Eurasia ini dipublish oleh Rinaldo Agustan pada hari . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Pengalaman Qonitina Tentang Negeri Eurasia
 
Rinaldo Agustan @Rinaldoagstn. Diberdayakan oleh Blogger.