SELAMAT DATANG DI WEBSITE INI, SAYA DISINI HANYALAH MEMBERI INFORMASI TERBARU, SEMOGA DAPAT MENAMBAH WAWASAN ANDA SEMUA DAN DAPAT BERMANFAAT BAGI KITA, TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA. WASALLAM *RINALDO AGUSTAN*

Jebret, Kekayaan Bahasa Indonesia di Sepak Bola




Quote:
-Final piala AFF U-19 yang membawa Indonesia juara setelah mengalahkan Vietnam turut melambungkan kata "jebret". Kamus Besar Bahasa Indonesia belum mencatumkan kata jebret. Lalu, apa itu jebret?

Editor bahasa, Suhardi mengatakan "jebret" merupakan tiruan bunyi alias onomatope benturan dua benda keras. Jebret, kata Suhardi, lebih cocok untuk tiruan sabetan seperti bulu tangkis, tapi sah untuk di bola. Reporter  Inggris biasanya pakai kata bang," ujarnya. "Jadi bahasa Indonesia lebih kaya."

Jebret dipopulerkan Valentino Simanjuntak, komentator di final piala AFF. Ia selalu meneriakkan "jebret" ketika tim nasional membuat gol. Valentino bahkan sering mengutip kalimat orang terkenal seperti Bung Karno. Gol kemenangan sekaligus juara Indonesia kemarin diiringi kalimat heroik Valentino. "Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku satu pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia"

Dalam kolom bahasa di Tempo, Suhardi pernah menulis soal kekayaan bahasa Indonesia dalam sepak bola. Sepak bola adalah olahraga keras--begitu banyak benturan tubuh antarpemain--bisa dimaklumi jika pertandingan sepak bola kerap diwartakan sebagai pertunjukan kekerasan. "Maka wartawan pun bebas bermain dengan kata-kata untuk melukiskan pertandingan, mengeksploitasi begitu banyak kata untuk menghasilkan efek tertentu."

Bahkan tindakan yang dilarang hukum negara dan agama, seperti mencuri, merampas (bola), menipu (wasit), merampok (kemenangan), dan membunuh (tim lawan), sah-sah saja terjadi di lapangan sepak bola. Kata-kata "tabu" pun, seperti mengangkangi dan memerawani, bisa muncul dalam berita olahraga. Misalnya, "Vieira memerawani gawang Buffon" (karena belum satu pun pemain lawan yang bisa menggetarkan jala Italia). Dan semuanya dihimpun menjadi susunan bahasa yang indah oleh para pewarta.

Lalu bagaimana jebret dan jeger? Suhardi menambahkan jeger dan jebret sangat mewakili emosi penonton yang sangat mengiginkan gelar AFF setelah 22 tahun. "Tak bermakna tapi orang bisa paham," ujarnya.

Bahasa jebret ini, ujar Suhardi, berbeda dengan bahasa Vicky Prasetyo, mantan tunangan Zaskia Gotik. Bahasa Vicky heboh karena menggunakan istilah seperti harmonisasi, kudeta hati, labil ekonomi dan lain-lain. Kata Suhardi, bahasa Vicky secara leksikal bermakna. "Tapi secara gramatikal kacau sehingga pendengar tak paham."

SUMBER
HAHAHAHAHA...JEBREEET!!! AHAAAYY

Penulis : Rinaldo Agustan ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Jebret, Kekayaan Bahasa Indonesia di Sepak Bola ini dipublish oleh Rinaldo Agustan pada hari . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Jebret, Kekayaan Bahasa Indonesia di Sepak Bola
 
Rinaldo Agustan @Rinaldoagstn. Diberdayakan oleh Blogger.